Jumat, 28 Agustus 2015

RS-232, RS-422, RS-449

Standard

o   RS-232
Rs-232 RS-232 ( adalah standar komunikasi serial yang didefinisikan sebagai antarmuka antara perangkat terminal data (data terminal equipment atau DTE) dan perangkat komunikasi data (data communications equipment atau DCE) menggunakan pertukaran data biner secara serial. Di dalam definisi tersebut, DTE adalah perangkat komputer dan DCE sebagai modem walaupun pada kenyataannya tidak semua produk antarmuka adalah DCE yang sesungguhnya. Komunikasi RS-232 diperkenalkan pada 1962 dan pada tahun 1997, Electronic Industries Association mempublikasikan tiga modifikasi pada standar RS-232 dan menamainya menjadi EIA-232.
Standar RS-232 mendefinisikan kecepatan 256 kbps atau lebih rendah dengan jarak kurang dari 15 meter, namun belakangan ini sering ditemukan jalur kecepatan tinggi pada komputer pribadi dan dengan kabel berkualitas tinggi, jarak maksimum juga ditingkatkan secara signifikan. Dengan susunan pin khusus yang disebut null modem cable, standar RS-232 dapat juga digunakan untuk komunikasi data antara dua komputer secara langsung.

o   Rs-422
RS-422, juga dikenal sebagai TIA / EIA-422, adalah standar teknis berasal oleh Electronic Industries Alliance yang menentukan karakteristik listrik dari sirkuit sinyal digital. Signaling diferensial dapat mengirimkan data pada tingkat setinggi 10 Mbit / s, atau dapat dikirim pada kabel sepanjang 1.500 meter. Beberapa sistem interkoneksi langsung menggunakan RS-422 sinyal, atau RS-422 converter dapat digunakan untuk memperluas jangkauan RS-232 koneksi. Standar ini hanya mendefinisikan tingkat sinyal; Sifat lain dari interface serial, seperti konektor listrik dan pin kabel, ditetapkan oleh standar lainnya.

o   Rs-449
RS-449 spesifikasi, juga dikenal sebagai EIA-449 atau TIA-449, mendefinisikan karakteristik fungsional dan mekanik dari antarmuka antara peralatan terminal data dan peralatan komunikasi data.
Standar sinyal listrik yang dimaksudkan untuk digunakan dengan RS-449 adalah RS-422 untuk sinyal seimbang, dan RS-423 untuk sinyal seimbang, dengan kecepatan data sampai 2 Mbit / s. Standar menetapkan DC-37 dan DE-9 untuk sirkuit data primer dan sekunder. Meskipun tidak pernah diterapkan pada komputer pribadi, antarmuka ini ditemukan pada beberapa peralatan komunikasi jaringan. Judul lengkap dari standar ini EIA-449 Tujuan Umum 37-Posisi dan 9-Posisi Interface untuk Data Terminal Equipment dan Data Circuit-terminating Equipment Mempekerjakan Serial Binary Data Interchange.
EIA-449-1 itu dibatalkan pada bulan Januari, 1986. Diganti oleh EIA / TIA-530-A, versi terakhir EIA-449-1 ditarik pada bulan September 2002.

• Jenis Protokol Jaringan ( ATM, Frame Relay, X-25 )

Standard


o   Jenis protocol jaringan
o   ATM
Asynchronous Transfer Mode (ATM) adalah protokol sel relay yang didesain oleh
ATM Forum dan diadopsi oleh ITU-T. ATM menggunakan cell berukuran kecil (53-byte) yang lebih mudah diproses dibandingkan cell variable pada X.25 at au frame relay. Kecepatan transfer bisa setinggi sampai 1.2 Gigabit. Merupakan line digital berkualitas tinggi dan low noise dan tidak memerlukan error checking. Bisa menggunakan media transmisi dari coaxial, twisted pair, atau fiber optic. Bisa tansmit data secara simultan
Kombinasi ATM dan SONET akan memungkinkan interkoneksi berkecepatan
tinggi dari semua jaringan di dunia. Bahkan, ATM dapat dianggap sebagai "jalan raya" dari informasi superhighway.
Di antara tantangan yang dihadapi oleh para desainer ATM, ada enam yang
menonjol, yaitu :
1.      Kebutuhan yang utama untuk sebuah sistem transmisi ialah untuk mengoptimalkan
penggunaan high-data-rate transmisi media, dalam serat optik tertentu.
2.      Sistem harus berantarmuka dengan sistem yang ada dan mendukung interkoneksi
WAN di antara mereka tanpa menurunkan efektivitas atau membutuhkan
pengganti.
3.      Desain harus diterapkan dengan biaya yang terjangkau sehingga biaya tidak akan
menjadi penghalang saat dilakukan adopsi.
4.      Sistem baru harus mampu bekerja sama dan mendukung hirarki telekomunikasi
yang ada (local loop, provider lokal, long-distance carriers, dan sebagainya).
5.      Sistem baru harus berorientasi koneksi untuk memastikan keakuratan dan dapat
memprediksi pengiriman.
6.      Yang terakhir tapi bukan akhir dari semuanya, satu tujuan adalah untuk
memindahkan sebanyak mungkin fungsi ke hardware (untuk kecepatan) dan
menghiLANgkan fungsi software sebanyak mungkin (sekali lagi untuk
kecepatan).
o   Frame relay
Frame Relay adalah sirkuit virtual pada jaringan skala luas (WAN) yang dirancang
dalam menanggapi tuntutan untuk WAN tipe baru di akhir 1980-an dan awal 1990-an.
Sebelum Frame Relay, beberapa organisasi yang menggunakan sirkuit virtual switching
jaringan yang disebut X.25, yang melakukan switching pada network layer. Kecewa
dengan X.25, beberapa organisasi mulai membangun WAN pribadi mereka dengan
menyewa Tl atau T-3 baris dari public service provider.
Untuk menanggapi kelemahan di atas X.25 tersebut maka dirancanglah teknologi
Frame Relay. Frame Relay adalah sebuah WAN dengan fitur berikut:
1.      Frame Relay beroperasi pada kecepatan yang lebih tinggi (1,544 Mbps dan
baru-baru ini 44,376 Mbps).Ini berarti bahwa dapat dengan mudah digunakan
sebagai pengganti dari mesh TI atau T-3 baris.
2.      Frame Relay beroperasi hanya dalam lapisan fisik dan data link. Ini berarti
dapat mudah digunakan sebagai jaringan backbone untuk memberikan layanan
kepada protokol yang sudah memiliki lapisan protokol jaringan, seperti
Internet.
3.      Frame Relay memungkinkan data bursty.
4.      Frame Relay memungkinkan ukuran frame dari 9000 byte, yang dapat
menampung semua ukuran frame LAN.
5.      Frame Relay lebih murah daripada WAN tradisional lainnya.
6.      Frame Relay memiliki deteksi eror pada layer data link saja. Tidak ada flow
control atau kesalahan control
o   X-25
X.25 adalah sebuah protokol standar ITU-T untuk koneksi wide area network pada jaringan packet switdhed. Saat ini, X.25 banyak digunakan dalam proses transaksi kartu kredit dan mesin ATM.
Paket Switching dari Jaringan X.25
Device pada X.25 ini terbagi menjadi tiga kategori yaitu :
a.       Data Terminal Equipment (DTE) 
b.      Data Circuit-terminating  Equipment (DCE)
c.       Packet Switching Exchange (PSE)

Device yang digolongkan DTE adalah end- system seperti terminal, PC, host jaringan(user device), Sedang device DCE adalah device komunikasi seperti modem dan switch. Device inilah yang menyediakan interface bagi komunikasi antara DTE danPSE. Adapun PSE ialah switch yang menyusun sebagian besar carrier network.

Protokol Pada X.25
Penggunaan protokol pada model standar X.25 ini meliputi tiga layer terbawah darimodel referensi OSI. Terdapat tiga protokolyang biasa digunakan pada implementasiX.25 yaitu:
a.       Packet-Layer Protocol (PLP )
b.      Link Access Procedure, Balanced (LAPB)
c.       Serta beberapa standar elektronik dari interface layer fisik seperti EIA/TIA-232, EIA/TIA-449, EIA-530, dan G.703.

Data Link Control

Standard
download pdf link

·         Line Configuration
Ada 3 karakteristik yang membedakan berbagai konfigurasi data link, yaitu : topology, duplexity dan line discipline (rancangan tata tertib). 
o   Topology dan Duplexity
Topology dari suatu data link, menyatakan pengaturan fisik dari stasiun pada suatu link. 
Ada dua konfigurasi topology : 
·         Point to point, jika hanya ada dua stasiun.
·         Multipoint, jika ada lebih dari dua stasiun. Dipakai dalam suatu komputer (stasiun utama/stasiun primary) dan suatu rangkaian terminal (stasiun sekunder/stasiun secondary).
                Gambar diatas, menunjukkan keuntungan konfigurasi multipoint, yaitu : komputer hanya perlu suatu I/O port tunggal dan juga hanya memerlukan suatu kabel transmisi tunggal sehingga menghemat biaya operasional. 

Duplexity dari suatu link menyatakan arah dan timing dari aliran sinyal. 
Jenis-jenisnya : 
·         Simplex transmission, aliran sinyal selalu dalam satu arah. Contoh : hubungan komputer dengan printer. Transmisi simplex ini jarang dipakai karena tidak mungkin untuk mengirim error atau sinyal kontrol kembali melalui link ke sumber data.
·         Half-duplex link, dapat mentransmisi dan menerima tidak secara simultan.
·         Full-duplex link , dua stasiun dapat mengirim dan menerima data satu terhadap yang lain secara simultan.
Pensinyalan digital, dapat memakai full-duplex dan half-duplex link. Untuk pensinyalan analog, penentuan duplexity tergantung pada frekuensi, baik penggunaan transmisi guided atau unguided, dimana bila suatu stasiun transmisi dan penerimaan pada frekuensi yang sama, berarti beroperasi dalam mode half-duplex sedangkan bila suatu stasiun mentransmisi pada suatu frekuensi dan menerima pada frekuensi yang lain maka beroperasi dalam mode full-duplex. 
o   Line Discipline (Rancangan tata tertib)
Beberapa tata tertib diper lukan dalam penggunaan link transmisi. Pada mode half-duplex, hanya satu stasiun yang dapat mentrasmisi pada suatu waktu. Baik mode half-duplex atau full-duplex, suatu stasiun hanya mentransmisi jika mengetahui bahwa receiver telah siap untuk menerima.
·         Flow control
Flow Control adalah suatu teknik untuk menjamin bahwa entitas pengirim tidak akan membanjiri data kepada entitas penerima. Entitas penerima secara khusus mengalokasikan buffer dengan beberapa kali panjangnya transfer.
o   Stop And Wait Flow Control
Protokol ini memiliki karakteristik dimana sebuah pengirim mengirimkan sebuah frame dan kemudian menunggu acknowledgment sebelum memprosesnya lebih lanjut. Mekanisme stop and wait dapat dijelaskan dengan menggunakan gambar di bawah, dimana DLC mengizinkan sebuah message untuk ditransmisikan (event 1), pengujian terhadap terjadinya error dilakukan dengan teknik seperti VCR (Vertical Redundancy
Check) atau LRC (Longitudinal Redundancy Check) terjadi pada even 2 dan pada saat yang tepat sebuah ACK atau NAK dikirimkan kembali untuk ke stasiun pengirim (event 3). Tidak ada messages lain yang dapat ditransmisikan selama stasiun penerima mengirimkan kembali sebuah jawaban. Jadi istilah stop and wait diperoleh dari proses pengiriman message oleh stasiun pengirim, menghentikan transmisi berikutnya, dan menunggu jawaban.
Efek delay propagasi dan kecepatan transmisi
Kita akan menentukan efisiensi maksimum dari sebuah jalur point-to-point menggunakan skema stop and wait. Total waktu yang diperlukan untuk mengirim data adalah :
Td = TI + nTF
dimana
TI = waktu untuk menginisiasi urutan
TI = tprop + tpoll + tproc
TF = waktu untuk mengirim satu frame
TF = tprop + tframe + tproc + tprop + tack + tproc
tproc = waktu proses Jaringan Komputer,
tprop = waktu propagasi
tframe = waktu pengiriman
tack = waktu balasan
Untuk menyederhanakan persamaan di atas, kita dapat mengabaikan Termination ( membatasi koneksi logika (hubungan transmitter-receiver)). Misalnya, untuk sepanjang urutan frame, TI relatif kecil sehingga dapat diabaikan. Kita asumsikan bahwa waktu proses antara pengiriman dan penerimaan diabaikan dan waktu balasan frame adalah sangat kecil, sehingga kita dapat mengekspresikan Td sebagai berikut: Td = n(2tprop + tframe) Dari keseluruhan waktu yang diperlukan hanya n x t frame yang dihabiskan selama pengiriman data sehingga utilization (U) atau efisiensi jalur diperoleh.
o   Sliding-Window Flow Control
Masalah utama yang selama ini adalah bahwa hanya satu frame yang dapat dikirimkan pada saat yang sama. Dalam keadaan antrian bit yang akan dikirimkan lebih besar dari panjang frame (a>1) maka diperlukan suatu efisiensi. Untuk memperbesar efisiensi yang dapat dilakukan dengan memperbolehkan transmisi lebih dari satu frame pada saat yang sama
·         Error control
Error Control Berfungsi untuk mendeteksi dan memperbaiki error-error yang terjadi dalam transmisi frame-frame. Ada 2 tipe error yang mungkin :
o   Frame hilang : suatu frame gagal mencapai sisi yang lain
o   Frame rusak : suatu frame tiba tetapi beberapa bit-bit-nya error.
Teknik-teknik umum untuk error control, sebagai berikut :
o   Deteksi error : Error detection, biasanya menggunakan teknik CRC (Cyclic Redundancy Check)
o   Positive acknowledgment : tujuan mengembalikan suatu positif acknowledgment untuk penerimaan yang sukses, frame bebas error.
o   Transmisi ulang setelah waktu habis : sumber mentransmisi ulang suatu frame yang belum diakui setelah suatu waktu yang tidak ditentukan.
o   Negative acknowledgment dan transmisi ulang : tujuan mengembalikan negative acknowledgment dari frame-frame dimana suatu error dideteksi.
Sumber mentransmisi ulang beberapa frame. Mekanisme ini dinyatakan sebagai Automatic repeat Request (ARQ) yang terdiri dari 3 versi :
Ø  Stop and Wait ARQ
Berdasarkan pada teknik flow control stop and wait, dan digambarkan dalam gambar dibawah. Stasiun sumber mentransmisi suatu frame tunggal dan kemudian harus menunggu suatu acknowledgment (ACK) dalam periode tertentu. Tidak ada data lain dapat dikirim sampai balasan dari stasiun tujuan tiba pada stasiun sumber. Bila tidak ada balasan maka frame ditransmisi ulang. Bila error dideteksi oleh tujuan, maka frame tersebut dibuang dan mengirim suatu Negative Acknowledgment (NAK), yang menyebabkan sumber mentransmisi ulang frame yang rusak tersebut.
Ø  Go Back N ARQ
Termasuk continuous ARQ, suatu stasiun boleh mengirim frame seri yang ditentukan oleh ukuran window, memakai teknik flow control sliding window. Sementara tidak terjadi error, tujuan akan meng-acknowledge (ACK) frame yang masuk seperti biasanya. Teknik Go-back-N ARQ yang terjadi dalam beberapa kejadian :
o   Frame yang rusak. Ada 3 kasus :
a.       mentransmisi frame i. B mendeteksi suatu error dan telah menerima frame (i-1) secara sukses. B mengirim A NAKi, mengindikasi bahwa frame I ditolak. Ketika A menerima NAK ini, maka harus mentransmisi ulang frame i dan semua frame berikutnya yang sudah ditransmisi.
b.      Frame i hilang dalam transmisi. A kemudian mengirim frame (i+1). B menerima frame (i+1) diluar permintaan, dan mengirim suatu NAKi.
c.       Frame i hilang dalam transmisi dan A tidak segera mengirim frame frame tambahan. B tidak menerima apapun dan mengembalikan baik ACK atau NAK. A akan kehabisan waktu dan mentransmisi ulang frame i.
o   ACK rusak. Ada 2 kasus :
a.       B menerima frame i dan mengirim ACK (i+1), yang hilang dalam transmisi. Karena ACK dikumulatif (contoh, ACK6 berarti semua frame sampai 5 diakui), hal ini mungkin karena A akan menerima sebuah ACK yang berikutnya untuk sebuah frame berikutnya yang akan melaksanakan tugas dari ACK yang hilang sebelum waktunya habis.
b.      Jika waktu A habis, A mentransmisi ulang frame I dan semua frame frame berikutnya.
o   NAK rusak. Jika sebuah NAK hilang, A akan kehabisan waktu (time out) pada serangkaian frame dan mentransmisi ulang frame tersebut berikut frame frame selanjutnya
·         Data link protocol
Pengiriman data melalui link komunikasi data  yang terlaksana dengan penambahan kontrol layer dalam tiap device komunikasi, dinyatakan sebagai data link control atau data link protocol. 
Pengertian Data Link Layer
ü  Menyediakan prosedur pengiriman data antar jaringan
ü  Mendeteksi dan mengkoreksi error yang mungkin terjadi di physical layer
ü  Memiliki address secara fisik yang sudah di-kode-kan secara langsung ke network card pada saat pembuatan card tersebut (disebut MAC Address)
ü  Contoh: Ethernet, HDLC, Aloha, IEEE 802 LAN, FDDI
Perangkat yang beroperasi di layer ini adalah bridge dan switch

Kamis, 27 Agustus 2015

Komunikasi Data (Teknik Pengkodean,teknik komunikasi data digital,teknik deteksi dan koreksi kesalahan)

Standard
1.     Jelaskan teknik pengkodean:

1.        DATA DIGITAL SINYAL ANALOG
Tiga teknik dasar encoding atau modulasi untuk mengubah data digital menjadi sinyal analog:
1.  ASK (Amplitude-shift keying)
2.  FSK (Frequency-shift keying)
3.  PSK (Phase-shift keying)
ASK (Amplitude-shift keying)
Modulasi yang menyatakan sinyal digital 1 sebagai suatu nilai tegangan tertentu (misalnya 1 Volt) dan sinyal digital 0 sebagai sinyal digital dengan tegangan 0 Volt.


FSK (Frequency-shift keying)
Modulasi yang menyatakan sinyal digital 1 sebagai suatu nilai tegangan dengan frekuensi tertentu, sementara sinyal digital 0 dinyatakan sebagai suatu nilai tegangan dengan frekuensi tertentu yang berbeda.



PSK (Phase-shift keying)
Modulasi yang menyatakan sinyal digital 1 sebagai suatu nilai tegangan tertentu dengan beda fasa tertentu pula (misalnya tegangan 1 Volt dengan beda fasa 0 derajat), dan sinyal digital 0 sebagai suatu nilai tegangan tertentu (yang sama dengan nilai tegangan sinyal PSK bernilai 1, misalnya 1 Volt) dengan beda fasa yang berbeda (misalnya beda fasa 180 derajat).




2.        DATA DIGITAL SINYAL DIGITAL
Teknik data digital, sinyal digital terbagi atas:
  Non-Return to Zero / NRZ
NRZ-L (NRZ-Level)
  Dua tegangan yang berbeda antara bit 1 dan bit 0

  Tegangan konstan selama interval bit
  Tidak ada transisi yaitu tegangan no return to zero
  NRZ-I (NRZ-Inverted)
  Pulsa tegangan konstan untuk durasi bit
  Transisi = 1
  Tidak ada transisi = 0
Non-Return to Zero / NRZ
  Biphase
  Manchester
  Differensial Manchester
  Multilevel Binary
  Bipolar AMI: Suatu kode dimana binary “0”diwakili dengan tidak adanya line sinyal
dan binary “1” diwakili oleh suatu pulsa positif atau negatif.
  Pseudoternary: Suatu kode dimana binary “1” diwakili oleh ketiadaan line sinyal dan
binary “0” oleh pergantian pulsa-pulsa positif dan negative.
3.        DATA ANALOG SINYAL ANALOG
Teknik Modulasi memakai data analog adalah:
1.  Amplitude Modulation (AM)
2.  Frequency Modulation (FM)
3.  Phase Modulation (PM) Amplitude Modulation (AM)
Modulasi ini menggunakan amplitude sinyal analog untuk membedakan kedua keadaan sinyal digital, dimana frekuensi dan phasenya tetap, amplitudo yang berubah.
AM adalah modulasi yang paling mudah, tetapi mudah juga dipengaruhi oleh keadaan media transmisinya.
Frequency Modulation (FM)
Modulasi ini menggunakan sinyal analog untuk membedakan kedua keadaan sinyal digital, dimana amplitudo dan phasenya tetap, frekuensi yang berubah.
Kecepatan transmisi mencapai 1200 bit per detik. Untuk transmisi data sistem yang umum dipakai FSK.

Phase Modulation (PM)
Modulasi ini menggunakan perbedaan sudut phase sinyal analog untuk membedakan kedua keadaan sinyal digital, dimana frekuensi dan amplitudo tetap, phase yang berubah. Cara ini paling baik, tapi paling sukar, biasanya dipergunakan untuk pengiriman data dalam
jumlah besar yang banyak dan kecepatan yang tinggi. Contoh digunakan untuk digital music ynthesizer
4.        DATA ANALOG SINYAL DIGITAL
Transformasi data analog ke sinyal digital, proses ini dikenal sebagai digitalisasi.Tiga hal yang paling umum terjadi setelah proses digitalisasi adalah:
  Data digital dapat ditransmisikan menggunakan NRZ-L.
  Data digital dapat di-encode sebagai sinyal digital memakai kode NRZ-L. Dengan demikian, diperlukan step tambahan
  Data digital dapat diubah menjadi data analog, menggunakan salah satu teknik modulasi
  Codec (Coder-decoder) adalah device yang digunakan untuk mengubah data analog menjadi bentuk digital untuk transmisi, yang kemudian mendapatkan kembali data analog dari data digital tersebut.


2.   Jelaskan teknik komunikasi data digital:

a.  Transmisi Asynchronous

Strategi dari metode ini yaitu mencegah problem timing dengan tidak mengirim aliran bit panjang yang tidak putus-putus. Melainkan data ditransmisi per karakter pada suatu waktu, dimana tiap karakter adalah 5 sampai 8 bit panjangnya. Timing atau synchronisasi harus dipertahankan antara tiap karakter. Receiver mempunyai kesempatan untuk men- synchron-kan awal dari tiap karakter baru.

Keuntungan Komunikasi asynchronous adalah sederhana dan murah tetapi memerlukan tambahan 2 sampai 3 bit per karakter untuk synchronisasi. Persentase tambahan dapat

dikurang dengan mengirim blok-blok bit yang besar antara start dan stop bit, tetapi akan memperbesar kumulatif timing error.

b.  Transmisi Synchronous

Transmisi ini adalah salah satu tugas utama dari komunikasi data. Suatu transmitter mengirim message 1 bit pada suatu waktu melalui suatu medium ke receiver.
Receiver harus mengenal awal dan akhir dari blok-blok bit dan juga harus mengetahui durasi dari tiap bit sehingga dapat men-sampel line tersebut dengan timing yang tepat untuk membaca tiap bit. Jika waktu pen-sampling-an berdasarkan pada
clocknya sendiri, maka akan timbul masalah jika clock transmitter dan reciver tidak disamakan dengan tepa Untuk perbedaan timing yang kecil, error akan terjadi
kemudian, tetapi kemudian receiver akan keluar dari step transmitter jika transmitter mengirim aliran bit yang panjang dan jika tidak ada langkah-langkah yang mensynchronkan transmitter dan receiver.

Dengan transmisi synchronous, ada level lain dari synchronisasi yang perlu agar receiver dapat menentukan awal dan akhir dari suatu blok data. Untuk itu, tiap blok dimulai dengan suatu pola preamble bit dan diakhiri dengan pola postamble bit. Pola-pola ini adalah kontrol informasi. Frame adalah data plus kontrol informasi.

Frame adalah data plus kontrol informasi. Format yang tepat dari frame tergantung dari metode transmisinya, yaitu :

1.  Transmisi character-oriented merupakan blok data diperlakukan sebagai rangkaian karakter-karakter (biasanya 8 bit karakter) dan semua kontrol informasi dalam bentuk karakter.

2.    Transmisi bit-oriented yaitu blok data diperlakukan sebagai serangkaian bit-bit dan kontrol informasi dalam bentuk 8 bit karakter.

Keuntungan transmisi synchronous :

1.    Efisien dalam ukuran blok data, sedangkan transmisi asynchronous memerlukan 20% atau lebih tambahan ukuran.

2.    Kontrol informasi kurang dari 100 bit.



3.   Jelaskan teknik deteksi dan koreksi kesalahan dalam komunikasi data!


Pengiriman informasi yang menggunakan sinyal digital atau analog selalu mengalami perubahan yang dialami oleh informasi tersebut. Perubahan tersebut bisa disebabkan oleh:

·         media pengirimannya itu sendiri
·         gangguan terhadap informasi tersebut
·         sinyal informasi itu sendiri yang melemah karena jarak tempuh
·         peralatan perantara lain yang digunakan dalam pengiriman informasi.

Media pengiriman data sangat dipengaruhi oleh gangguan gejala listrik seperti:

·         kilat
·         pengaruh medan listrik motor atau peralatan elektronika lain
·         pengaruh media lain yang membawa sinyal listrik yang berdekatan dengannya.

Ada beberapa metode untuk mengetahui adanya suatu kesalahan. Antara lain sebagai berikut:

1.      Metode Echo

Metode yang paling sederhana dan digunakan secara interaktif. Operator memasukkan data melalui terminal yang kemudian mengirimkannya ke komputer. Komputer kemudian mengirimkannya kembali ke terminal dan ditampilkan ke monitor. Operator dapat melihat apakah data yang dikirimkannya benar.

2.      Metode Deteksi Error otomatis

Sistem komputer lebih menghendaki sedikit mungkin melibatkan manusia. Oleh karena itu digunakan sistem bit pariti, yaitu bit tambahan yang digunakan untuk mendeteksi kesalahan. Terdapat dua macam cara penambahan bit pariti, yaitu:

a.       Pariti ganjil (Odd Parity), bit pariti tambahan, supaya banyaknya bit “1” tiap
karakter/data, ganjil.
b.      Pariti genap (Even Parity), bit pariti tambahan, supaya banyaknya bit “1” tiap
karakter/data, genap.

Ada 3 macam teknik deteksi kesalahan dengan menggunakan bit pariti:

·         Character Parity (Vertical Redudancy Check / VCR)


Merupakan metode pemeriksaan kesalahan per-karakter dan digunakan pada sistem yang berorientasi karakter, misalnya terminal. Dengan cara ini, setiap karakter yang dikirimkan (terdiri dari 7 bit) diberi tambahan 1 bit pariti yang akan diperiksa oleh penerima untuk mengetahui kebenaran karakter yang diterima tersebut. Cara ini hanya dapat melacak kesalahan yang terjadi pada pengiriman data berkecepatan menengah.
Misalnya ASCII huruf A, kodenya adalah hex 41: 1000001 ASCII 7 bit (terdapat 2 bit 1)
1000001 1 tambahkan 1, jumlah bit 1 jadi ganjil (odd parity)
1000001 2 tambahkan 0, jumlah bit 1 jadi genap (even parity)
Contoh even parity” : Pengirim
Data : 1 1 0 0 0 0 1
b1 b2 b3 b4 b5 b6 b7
Ada 3 bit “1” (ganjil), ditambahkan bit 1, jumlah bit “1” jadi genap.
Kirim: Data & Parity = 11000011

Penerima

Proses (algoritma) even parity : Hitung jumlah bit 1 => x

Jika x = genap disimpulkan tidak ada error Jika x = ganjil, terjadi error
Terima: Data & Parity = 11100011 Error?

Penerima memeriksa pariti dari karakter yang diterima, bila tidak sesuai dengan ketentuan maka akan diketahui adanya kesalahan pada waktu penyaluran data.
VCR mempunyai kekurangan, yaitu bila ada 2 bit yang terganggu maka tidak dapat terlacak, sehingga dianggap pariti-nya akan benar.


·         Longitudinal Redudancy Check / LCR


Untuk memperbaiki kinerja VCR, digunakan LCR untuk data yang dikirim secara blok. Cara ini mirip dengan VCR, hanya saja penambahan bit dilakukan pada akhir setiap blok karakter yang dikirimkan. Dengan cara ini maka kesalahan lebih dari 1 bit juga dapat ditemukan, sehingga pengiriman data dapat dipertinggi.

·         Cyclic Redudancy Check / CRC


CRC digunakan untuk pengiriman data berkecepatan tinggi. CRC disebut sebagai pengujian berorientasi bit, karena dasar pemeriksaan kemungkinan kesalahan adalah bit atau karakter dan menggunakan rumus matematika khusus.
Dalam metode ini 1 blok informasi dilihat sebagai deretan bit yang ditransmisikan. Bit yang akan disalurkan dimasukkan ke dalam register geser skills yang disebut generator CRC. Operasi matematik dierjakan atas deretan bit tersebut
Operasi CRC ini didasarkan atas pembagian deretan bit dengan sebuah fungsi khusus. Hasil bagi pembagian diabaikan. Sisa disalurkan sebagai Block Check Sequence (BCS) yaitu akhir dari deretan bit isi register geser.
Berdasarkan pemeriksaan perbandingan hasil perhitungan rumus matematika pada saat dikirim dan setelah diterima akan dapat ditentukan adanya kesalahan atau tidak. Pada penerima, deretan bit data termasuk BCS juga dimasukkan ke dalam register geser siklis

yang disebut penguji CRC. Hasil operasi matematik ini berupa isi register geser yang dapat diperkirakan ada tidaknya kesalahan transmisi.

3.      Framing Check


Digunakan pada transmisi asinkron dengan adanya bit awal dan bit akhir. Dengan memeriksa ke-2 bit ini dapat diketahui apakah diterima dengan baik. Transmisi sinkron mempunyai berbagai bentuk bingkai sesuai dengan ketentuan yang digunakan,


C.     Koreksi Kesalahan Transmisi


Bila dijumpai kesalahan pada data yang telah diterima, maka perlu diadakan tindakan perbaikan atau diusahakan agar kesalahan ini jangan sampai memberikan dampak yang besar. Metode koreksi ini diantaranya adalah:

1.      Subtitusi simbol


Bila ada data yang rusak maka komputer penerima mengganti bagian itu dengan karakter lain, sepertu karakter SUB yang berupa tanda tanya terbalik. Jika pemakai menjumpai karakter ini (pada program word-prossessor), maka berarti data yang diterima telah mengalami kerusakan, selanjutnya perbaikan dilakukan sendiri.

2.      Mengirim data koreksi


Data yang dikirim harus ditambah dengan kode tertentu dan data duplikat. Bila penerima menjumpai kesalahan pada data yang diterima, maka perbaikan dilakukan dengan mengganti bagian yang rusak dengan data duplikat, tetapi cara ini jarang dilakukan.

3.      Kirim ulang


Cara ini merupakan cara yang paling simpel, yaitu bila komputer penerima menemukan kesalahan pada data yang diterima, maka selanjutnya meminta komputer pengirim untuk mengirim mengulangi pengiriman data.